Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPRRI), Ema Umiyyatul Chusnah dari Partai Persatuan Pembangunan mendorong santri Pesantren berdaya dalam berbagai bidang terutama pertanian dan peternakan di Indonesia.
Hal itu dikatakan Neng Ema sapaan akrab usai berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Fathul Ulum, Desa Puton, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Minggu (22/12).
Anggota DPR dari Dapil 8 ini bersilaturahim ke Ponpes Fathul Ulum dalam rangka Kunjungan Kerja dan Serap Aspirasi atau Reses masa persidangan 1 tahun 2019-2020.
Di Pesantren Fathul Ulum, Neng Ema berdialog dengan pengasuh dan para santri, juga Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) tentang pembangunan pertanian.
Di Pesantren Fathul Ulum sendiri merupakan pesantren yang berbeda dengan kebanyakan dunia pesantren di Indonesia yakni fokus pada bidang pertanian dan peternakan dalam membekali santrinya.
“Kami sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Pesantren Fathul Ulum dan Kelompok Santri Tani Milenial ini, sehingga bisa dikembangkan bidang pertanian di seluruh Indonesia. Ini juga bisa menjadi sebagai ‘pilot project’ Kabupaten Jombang,” terang Perempuan yang aktif diberbagai kegiatan masyarakat dan mantan Ketua PC Fatayat Jombang dua periode (2009-2019), Senin (23/12).
Lebih lanjut Politisi PPP ini menambahkan pihaknya juga akan terus berupaya mendorong komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) hingga program-program dari Pemerintah Pusat untuk perkembangan pesantren dan santri yang bergerak dalam pertanian.
“Kita bisa melihat inilah contoh salah satu Pesantren yang lengkap, membekali santru dengan ilmu agama juga entrepreneur bidang pertanian. Saat ini di Indonesia ketertarikan kepada dunia pertanian dari kaum milenial makin berkurang. Untuk itu, Pesantren menjadi penting diberikan ilmu kewirausahaan terutama di bidang pertanian,” bebernya.
“Pemerintah Pusat juga memiliki program nasional di tahun 2020 melalui Kementrian terkait yakni meningkatkan SDM, terutama dalam mendidik calon-calon petani milenial,” papar mantan anggota DPRD Jombang kepada Kantor Berita RMOLJatim sembari berkeliling melihat langsung lahan pertanian, peternakan, perikanan yang dimiliki Pesantren Fathul Ulum seluas kurang lebih dua hektar.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Fathul Ulum, KH Ahmad Habibul Amin mengatakan bahwa seorang santri itu harus bisa membawa manfaat bagi masyarakat. Sehingga dengan berbekal ilmu agama dan pengetahuan enterpreneur di bidang pertanian yang diberikan ini nantinya bisa pulang ke tempat asal masing-masing menjadi manusia yang bermanfaat.
“Tidak menjadi sebuah keharusan ketika mereka pulang dari Pesantren harus menjadi kiai, itu bukan. Dan juga pula tidak gagal, karena mereka pulang tidak menjadi kiai. Akan tetapi bagaimana santri-santri pulang menjadi manusia yang bermanfaat,” tegasnya.
Di Pesantren Fathul Ulum yang memiliki santri kurang lebih 500 murid dari berbagai latar belakang ini mempunyai kekhususan dalam memberikan bekal ilmu tersendiri. Yakni salah satunya ilmu kewirausahaan yang diajarkan tentang pertanian dan peternakan. Dengan sistem mandiri pengelolaannya yakni bagi hasil, sehingga suatu saat nanti santri dapat membiayai sendiri.
“Kita berikan ilmu pengetahuan dan wirausaha. Jadi, santri bisa belajar dan bekerja mencukupi kebutuhannya secara mandiri nantinya. Karena kalau sudah pulang dari Pesantren bisa mengisi sesuai lingkungan dan mudah berkomunikasi, masyarakat juga banyak di bidang pertanian dan peternakan,” tuturnya.
“Kalau bisa mengisi di bidang mereka di bidang ekonomi, tentu mereka akan mudah berkomunikasi dengan umat, menyampaikan agama, dan yang tidak kalah penting, mereka akan menjadi ‘owner’ (pemilik) tidak hanya menjadi ‘worker’ (pekerja),” pungkasnya.
Sumber: RMOL