Surabaya – PPP akan mengelar musyawarah cabang (muscab) untuk menentukan struktur kepengurusan baru periode lima tahun ke depan. Dari 38 kabupaten/kota di Jatim terdapat lima kabupaten/kota yang tuntas muscabnya.
Kelimanya adalah Kabupaten Lumajang, Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Probolinggo serta Jember. Tapi untuk Jember diambil alih DPW PPP jatim, dikarenakan konflik di internal di cabang.
Ketua DPW PPP Jatim Musyaffak Noer kepada wartawan menyampaikan, sistem muscab kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengunakan sistem pemilihan ketua secara langsung.
“Tapi tahun ini mengunakan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (sistem perwakilan), sehingga tidak memilih ketua secara langsung tapi memilih sistem perwakilan dari 5 unsur yakni dari DPP, DPW, DPC, unsur majelis partai dan unsur PAC (pimpinan anak cabang) dan perwakilan 5 unsur itu dibentuk sebelum pelaksanaan muscab, saat muscab hanya memilih dari unsur PAC,” katanya.
Lima perwakilan ini disebut tim formatur. Tugas tim formatur adalah membentuk kepengurusan untuk lima tahun ke depan selambat-lambatnya 14 hari dari pelaksanaan muscab.
Sedangkan untuk kriteria dalam menentukan calon, pertama haruslah kader partai. Tapi jika tidak ada kader yang mumpuni atau layak untuk membesarkan partai, maka DPP dan DPW bisa melakukan intervensi untuk memilih calon dari eksternal.
“Bisa dari unsur tokoh masyarakat, pengusaha, mantan birokrasi atau purnawirawan atau bahkan dari kader induk organisasi yang melahirkan PPP. Semisal NU, MI (Muslimin Indonesia) atau PSII (Partai Sarikat Islam Indonesia),” ungkap Ketua Fraksi PPP DPRD Jatim ini.
Dia menambahkan, perubahan sistem muscab ini dilakukan untuk membuka peluang bagi kalangan eksternal yang memiliki semangat dan komitmen untuk membesarkan PPP sekaligus sebagai langkah mendongkrak suara dan mewujudkan target kemenangan PPP secara nasional masuk tiga besar partai pemenang. [bejat]